Kamis, 09 April 2015

Tips memilih Apartemen




Anda Sedang mencari Apartemen yang menjanjikan kenaikan nilai investasi? Ini dia tips nya ....






http://blog.urbanindo.com/2013/07/tips-membeli-apartemen/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=tips-membeli-apartemen

Selasa, 07 April 2015

TATA RUANG DAN WILAYAH KOTA TANGERANG

Pemerintah Kota Tangerang telah membuat tata ruang dan wilayah Kota Tangerang yang tercantum dalam 
 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2012 
 TENTANG 
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA TANGERANG 2012 -2032


klik this link to detail https://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20140722115716.pdf
 

Rencana Monorail Serpong Bandara SOEKARNO HATTA

MONORAIL 
SERPONG –BANDARA SOEKARNO HATTA
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Tangerang, Banten, Dendy Priyandana mengatakan bila panjang kereta api layang (Monorel) mulai dari Serpong, hingga Bandara Soekarno Hatta yakni 35 kilometer.

“Saat ini, proyek pembangunan monorel Serpong - Bandara sudah selesai sampai tahap pra Feasibility Study,” kata Dendy Priyandana di Tangerang, Rabu.

Ia mengatakan setelah proses Pra Feasibility Study selesai, maka akan dilanjutkan dalam tahap Detail Engineering Design (DED) termasuk mengenai pembuatan setiap shelter.

Lalu, bila tidak ada hambatan dalam pembebasan lahan di Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang, maka akan dilakukan ground breaking atau pelaksanaan pemancangan pertama pada awal Mei 2013.

Adapun pemancangan pertama akan dilakukan dari dekat Puspiptek melewati Muncul hingga ke Rawa Buntu.

“Jika seluruh rencana tersebut berjalan lancar maka pembuatan rangka akan diselesaikan pada tahun 2014,” katanya.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten, Husni Hasan sebelumnya pada hari Kamis (26/7) ditemui di Bandara Soekarno Hatta menuturkan pembangunan kereta api layang (Monorel) mulai dari Serpong, hingga Bandara Soekarno Hatta, menelan anggaran sebesar Rp6,5 triliun atau 700 juta dolar AS.

Dikatakan Husni, dalam pembangunan kereta api layang (Monorel) mulai dari Serpong hingga Bandara Soekarno Hatta, akan melibatkan PT INKA dan tujuh pengembang perumahan serta Banten Global Development sebagai inisiator.

Sementara itu, pembangunan monorel Serpong - Bandara Soekarno Hatta saat ini sudah memasuki tahap Feasibility Study dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2012.

Sedangkan untuk pengerjaan pembangunan konstruksi monorel, akan dilaksanakan pada awal tahun 2013. Sehingga, pada tahun 2014, rangka dari monorel sudah terbentuk.

Monorel Serpong hingga Bandara Soekarno Hatta akan melalui 14 shelter di dua wilayah yakni Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.

Shelter tersebut yakni Serpong - Griya Loka-St BSD Junction-St WTC-St Alam Sutera-St Gading Serpong-St Serpong Times Square- St Kota Modern-St Tangerang- St Mekar Wangi-St Garuda-St Terminal I-St Terminal II-Stasiun Terminal III, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

Pengembangan Jalur KRL/COMMUTER LINE BANDARA SOEKARNO HATTA (MANGGARAI-BANDARA SOEKARNO HATTA)

KRL BANDARA SOEKARNO HATTA
(MANGGARAI-BANDARA SOEKARNO HATTA)






Kereta api Bandara Internasional Soekarno-Hatta direncanakan akan selesai dibangun pada 2013 dan akan mulai dioperasikan pada 2014 untuk menambah aksesibilitas para pengguna jasa penerbangan menuju dan ke bandara tersebut.
    
“Kami mengharapkan jalur Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta akan selesai pada 2013 sehingga pada 2014 bisa beroperasi,” kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan, ketika ditemui dalam acara sarasehan “Prospek KA Bandara” di Jakarta, Selasa (17/7/2012).
    
Menurut Tundjung, dengan demikian, pada 2014 para pengguna jasa transportasi udara akan memiliki alternatif selain menggunakan kendaraan pribadi atau umum, yaitu dengan menggunakan kereta api bandara tersebut.
    
Apalagi, ujar dia, transportasi kereta api juga merupakan moda transportasi dengan multikeunggulan, antara lain kapasitas angkut besar (massal), cepat, hemat lahan dan energi, serta ramah lingkungan.
    
Tundjung memaparkan, dalam rangka pengembangan KA Bandara Soekarno-Hatta, pihaknya telah mengembangkan jalur KA Bandara menjadi dua jalur, yaitu jalur Express Line di sebelah utara dan jalur Commuter Line di sebelah selatan.
    
Jalur Express Line akan beroperasi dari Manggarai-Tanah Abang-Duri-Angke-Pluit dan sejajar dengan jalan tol bandara menuju Soekarno-Hatta. Sementara jalur Commuter Line adalah melalui Manggarai-Tanah Abang-Duri-Grogol-Bojong Indah-Kalideres-Tanah Tinggi dan menuju Bandara Soekarno-Hatta.
    
Ia juga menuturkan, untuk rencana Express Line telah dilaksanakan penandatanganan dengan PT Sarana Multi Infrastruktur yang akan menentukan konsultan untuk mengkaji seluruh dokumen, termasuk visibilitas, rancangan dasar, dan amdal.
    
Sedangkan untuk Commuter Line yang akan melalui daerah Tangerang, Banten, akan dilakukan proses pembangunannya oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).
    
“Dirjen Perkeretapian dalam mendukung jalur Commuter Line, saat ini sedang melaksanakan pembangunan jalur ganda lintas Duri-Tangerang sepanjang 19,31 kilometer,” kata Tundjung.
    
Pembicara lainnya, Direktur Personalia dan Umum PT Angkasa Pura II Endang Sumiarsa, mengatakan, pembangunan KA Bandara Soekarno-Hatta merupakan hal yang sangat prospektif.
    
Menurut Endang, hal itu karena jumlah penumpang Bandara Soekarno-Hatta telah melonjak dari 37,14 juta per tahun pada 2009 menjadi 44,35 juta per tahun pada 2010, padahal kapasitasnya hanya sebesar 22 juta orang per tahun.
    
Karenanya, ujar dia, keberhasilan pembangunan KA Bandara Soekarno-Hatta juga harus didukung oleh empat hal, yaitu aksesibilitas, sosialisasi manfaat dari pemerintah daerah ke masyarakat setempat, peran BUMN/BUMD, serta dukungan pemerintah pusat melalui RAPBN.
    
Untuk merealisasikan pembangunan KA Bandara, PT KAI bersama-sama dengan PT Angkasa Pura II telah membuat perusahaan patungan (joint venture) yang dinamakan PT KAI Railink dengan jumlah saham yaitu PT KAI sebesar 60 persen dan PT AP II sebesar 40 persen.

1.  JALUR COMMUTER LINE: MANGGARAI-TANAH ABANG-DURI-TANGERANG-BANDARA

2.  JALUR EXPRESS: MANGGARAI-TANAH ABANG-DURI-PLUIT-Sejajar Dengan Jalan Tol Airport-BANDARA

Pengembangan Bandara Internasional SOEKARNO HATTA

BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA MENUJU KELAS DUNIA ( GO INTERNATIONAL)
PT Angkasa Pura II (Persero) secara resmi memulai program pengembangan Bandara Soekarno Hatta menjadi sebuah kawasan Aerotropolis. Ada lima agenda besar yang akan menjadi fokus Angkasa Pura II melakukan tahapan pengembangan.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S Sunoko menjelaskan, pengembangan Bandara Soekarno Hatta merupakan jawaban dari isu keterbatasan kapasitas penumpang. Sampai akhir 2011, Bandara Soekarno Hatta mampu melayani 51,5 juta penumpang.
“Kami menargetkan kapasitas Bandara Soekarno Hatta bisa 62 juta penumpang per tahun. Proyek pengembangan bandara ini ditargetkan terealisasi akhir tahun 2014,” kata Tri saat pembukaan peletakan batu pertama (ground breaking) pengembangan Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng, Banten, Kamis (2/8).
Melalui ground breaking itu, PT Angkasa Pura akan menjadikan Bandara Soekarno Hatta menjadi bandara internasional berkelas dunia. Dengan jumlah kapasitas penumpang saat ini, Bandara Soekarno Hatta menjadi bandara dengan peringkat ke-12 dalam daftar bandara tersibuk di dunia versi Airport Council International (ACI).
Selain itu, pengembangan bandara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional sesuai Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Ada lima agenda besar yang akan menjadi fokus PT Angkasa Pura II dalam melakukan tahapan pengembangan Bandara Soekarno Hatta ini, yaitu:
Pertama, optimalisasi runway untuk meningkatkan kapasitas pergerakan pesawat pada landasan pacu 1 dan 2.
Kedua, melakukan pengembangan Terminal 3 serta merevitalisasi Terminal 1 dan 2 untuk menambah kapasitas pergerakan penumpang.
Ketiga, melakukan pembangunan terminal kargo baru (cargo village).
Keempat, melakukan pengembangan fasilitas penunjang (aksesibilitas dan fasilitas lain seperti area bisnis dan komersial).
Kelimamembangun integrated building yaitu bangunan penghubung antara Terminal 1 dan Terminal 2 yang multifungsi dan berkonsep one stop service. Integrated building ini tidak sekadar menjadi bangunan penghubung, tetapi merupakan bangunan yang sarat dengan berbagai fasilitas layanan. Di antaranya adalah; pembangunan stasiun kereta api, moda transportasi antar terminal tak berawak (people mover system), terminal bus, mal, hotel, area parkir dan sebagainya.
Terkait optimalisasi landasan pacu, Tri menjelaskan upaya yang dilakukan adalah melakukan rekonfigurasi runway 1 dan 2 dengan penambahan sejumlah taxiway serta memperluas kapasitas area parkir pesawat (apron) dari 125 pesawat menjadi 174 pesawat. Selain itu, ada program redistribusi slot time maskapai agar tidak menumpuk pada jam-jam tertentu, dibarengi dengan penambahan jam operasi hingga tengah malam pada sejumlah bandara tujuan.
“Saat ini pergerakan pesawat di bandara Soekarno Hatta mencapai 52 pergerakan per jam. Dengan optimalisasi kedua runway, kapasitas pergerakan akan ditingkatkan menjadi 62 pergerakan per jam,” tambahnya.
Target setelah 2014 Setelah kapasitas penumpang tercapai sebesar 62 juta penumpang per tahun pada 2014, PT Angkasa Pura juga akan merencanakan pembangunan landasan pacu ketiga dan keempat yang dialokasikan di sisi utara bandara.
“Awalnya runway 3 dan 4 ini adalah opsi. Tapi melihat tren yang ada, pembangunan runway tersebut adalah keharusan,” tambahnya. Dengan tambahan runway itu, kapasitas bandara bisa mencapai 87 juta penumpang per tahun dan 234 pergerakan pesawat per jam.
Selain itu, mereka juga akan melakukan pembebasan lahan secara bertahap sesuai kebutuhan sebanyak 830 ha. Pengembangan Terminal 3 Terkait pengembangan Terminal 3, PT Angkasa Pura II akan meningkatkan kapasitas dari 4 juta penumpang per tahun menjadi 25 juta penumpang per tahun.
Rencana tersebut akan disusul dengan revitalisasi Terminal 1 dan Terminal 2. Terminal 1 saat ini berkapasitas sembilan juta penumpang per tahun. Nantinya akan dikembangkan hingga 18 juta penumpang per tahun. Sedangkan kapasitas Terminal 2 akan dikembangkan dari 9 juta penumpang menjadi 19 juta penumpang per tahun.
“Pengembangan Terminal 3 harus dilakukan lebih dulu agar operasional penerbangan yang ada sekarang tidak terganggu,” tambahnya. Karena nantinya sebelum Terminal 1 dan Terminal 2 dikembangkan, seluruh kegiatan operasional akan dialihkan ke Terminal 3.

Graphic Design SOETTA SUITES